Jembatan ambruk di Kota Nanfang'ao, Yilan, Taiwan kemarin hari
menelan korban jiwa. Warga Negara Indonesia (WNI) yang jadi anak buah kapal
(ABK) juga ditemukan dengan keadaan tewas.
Kabar teranyar dari Direktur Perlindungan WNI dan juga Badan
Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Joedha Nugraha
menyatakan, jasad korban telah ditemukan.
"Tim pencarian otoritas Taiwan sudah menemukan dua dari
tiga WNI yang hilang. Keduanya ditemukan dengan keadaan meninggal dunia,"
kata Joedha, Rabu (2/10).
"Kedua jenazah sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Veteran
di Yilan. Otoritas Taiwan masih terus mencari satu orang WNI yg juga masih
hilang," imbuh Joedha Nugraha.
Direktur PWNI dan BHI Kemlu tersebut juga telah menambahkan
bahwa pihaknya hingga pada saat ini masih terus melakukan koordinasi dengan
otoritas Taiwan. Upaya pencarian korban WNI yang juga masih belum ditemukan
masih terus saja dilakukan.
Joedha menuturkan, WNI korban meninggal dunia ini kini dalam
proses pemulangan ke Indonesia.
"Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipeiberkoordinasi dengan Kemlu RI akan terus mengurus repatriasi jenazah dan juga hak-hak
ketenagakerjaan para korban WNI," ungkap Joedha.
"Keseluruhan korban WNI baik luka ataupun meninggal ialah
pekerja migran Indonesia yang juga resmi bekerja menjadi anak buah kapal (ABK)
di kapal ikan milik Taiwan," ungkapnya.
Sebelumnya dilaporkan 12 orang terluka, termasuk ada enam
orang Filipina dan juga tiga orang Indonesia yang bekerja menjadi nelayan atau
di industri perikanan Taiwan.
Berdasarkan dari informasi terkini Direktur PWNI dan BHI
Kemlu, didapati ada sebanyak tujuh WNI menjadi korban. Empat di antaranya te;ah
terluka, tiga lainnya dinyatakan telah hilang -- kemudian dua di antaranya
ditemukan dengan kondisi meninggal. Mereka ialah Anak Buah Kapal (ABK) yang juga
bekerja untuk kapal – kapal ikan yang ada di Taiwan.
0 Komentar