Pengadilan Tinggi dari Brasil telah memutuskan untuk membatalkan
kebijakan seputar pemenjaraan. Aturan baru tersebut dan memungkinkan ribuan
pesakitan, termasuk mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva dibebaskan dari
tahanan.
Mengutip dari BBC, Jumat (8/11), putusan yang telah diumumkan
pada Kamis (7/11), menetapkan bahwa semua tahanan yang dihukum harus masuk ke
penjara dan setelah mereka kehabisan opsi banding.
Perubahan keputusan itu bisa berdampak pada pembebasan
ribuan tahanan, yang termasuk Lula da Silva terpidana kasus korupsi.
Dia menjadi pemimpin Brasil selama 2003-2010 tapi kemudian
dipenjara pada tahun lalu.
Lula da Silva dipenjara setelah terlibat pada kasus
penyelidikan rasuah besar-besaran. Karna masalah tersebut, rival politiknya,
Jair Bolsonaro yang dijuluki menjadi 'Trump of the Tropics' menempati posisi
tersebut, menggantikan Lula da Silva dengan gampangnya.
Skandal korupsi besar yang dikenal ialah 'Operation Car
Wash', awalnya diinisiasi oleh perusahaan minyak milik negara, Petrobras. Tapi kemudian,
kasus suap yang juga melibatkan miliaran dolar terbongkar dan telah mengakibatkan
puluhan pemilik bisnis dan juga politikus ternama dipenjara.
Lula juga secara konsisten telah menyangkal semua tuduhan kepadanya
dan mengklaim jika mereka hanyalah bermotivasi politik.
Hakim memilih untuk menafsirkan kembali hukum pidana negara
itu setelah menang suara pada pemungutan suara.
Hal itu yang membuat putusan tiga tahun yang mengancam para
tersangka dipenjara segera sebelum banding habis dibatalkan. Langkah ini juga dilihat
memang akan membantu jaksa mengamankan hukuman dan juga mengungkap penyelidikan
korupsi dengan mendorong para tersangka supaya menegosiasikan kesepakatan
pembelaan.
Pengacara Lula sudah meminta pembebasan kliennya setelah
perubahan putusan diresmikan.
Pada bulan Juli 2017, Negeri Samba diguncang skandal besar
yang memang melibatkan Lula da Silva. Dia dinyatakan bersalah karena tuduhan
korupsi. Vonis 12 tahun penjara dijatuhkan hakim atas pria yang juga pernah
memimpin Negeri Samba selama delapan tahun ini.
Tapi da Silva membantah klaim yang menyebut dia menerima
sebuah apartemen sebagai gratifikasi pada kasus dugaan korupsi yang juga melibatkan
perusahaan minyak negara, Petrobas. Dia menuding, pengadilan atas kasusnya yang
dilakukan atas motif politik belaka.
Sedangkan kasus dugaan gratifikasi apartemen ialah satu dari
lima dakwaan yang dikenakan kepadanya. Tuduhan yang telah dihadapi Lula terkait
dengan skandal Car Wash, julukan untuk investigasi korupsi terbesar di Brasil.
Penyelidikan berfokus dengan sejumlah firma atau juga perusahaan
yang diduga menerima kontrak dari Petrobas dengan imbal balik suap --yang memang
masuk ke kantong-kantong para politikus dan juga dana kotor ke partai-partai
politik.
Lula, mantan pekerja dari sektor baja yang juga kemudian menjadi
pemimpin serikat pekerja, ialah presiden pertama Brasil dari sayap kiri selama
kurun waktu hampir setengah abad.
Di masa kepemimpinannya, dia merupakan presiden paling
tersohor di Brasil. Presiden ke-44 Amerika Serikat Barack Obama bahkan juga menjulukinya
ialah "politikus terpopuler pada muka Bumi".
Lula da Silva juga sempat mengajukan banding. Namun pada
bulan Januari, pengadilan banding justru menguatkan putusan hakim dan juga akan menambah hukuman da Silva --dari yang
semula 9,5 tahun menjadi sampai 12 tahun penjara.
0 Komentar