Kualitas udara yang ada di Singapura masih berada di level tak sehat hingga pada  hari Minggu (15/9) pagi. Pollutant Standards Index (PSI) yang menunjukkan, tingkat polusi di Singapura melampaui angka 100.

Hingga pada pukul delapan pagi waktu setempat, wilayah Barat Singapura yang mengalami polusi terburuk dengan PSI menunjukkan pada angka 124. Indeks ini tak jauh berbeda di wilayah Selatan yang berada di angka 121.
Jadi sementara wilayah tengah serta Utara Singapura masing-masing sekitar 111 dan 108. Sedikit lebih beruntung dari pada bagian lainnya, indeks polusi pada wilayah Timur Singapura menunjukkan angka 107.

Sejak Agustus 2016, PSI Singapura juga selalu menunjukkan angka di bawah 100. tapi, sejak Sabtu sore kualitas udara di Negeri Singa ini memburuk karena serangan kabut asap.

Menurut NEA, badan lingkungan nasional Singapura, kualitas dari udara baru dikatakan sangat baik jika PSI menunjukkan angka 50 ke bawah. Selanjutnya, indeks 51 sampai 100 diidentifikasikan menjadi level sedang. Sementara, angka 101 hingga 200 digolongkan pada level tak sehat.

Channel News Asia mengabarkan, buruknya kualitas udara, yang memaksa warga supaya mengurangi aktivitas pada luar ruangan. Terutama untuk anak-anak, wanita hamil, orangtua, dan mereka juga yang memiliki masalah jantung dan juga pernapasan.


Supaya mencegah dampak yang cukup buruk kepada kesehatan, pemerintah Singapura juga menyediakan masker tipe N95. Berbeda dengan masker sekali pakai biasa, tipe masker yang ini bisa menyaring partikel udara yang berukuran kecil.

"Kami bekerja sama juga dengan penjual eceran untuk memindahkan stok (masker N95) ke toko-toko retail, dan juga stok yang akan tersedia secara progresif mulai pada hari ini," NEA jika mengumumkan melalui akun Facebook resminya, Minggu (15/9).

Dikutip dari laman Channel News Asia, NEA mengatakan juga penurunan kualitas udara sudah disebabkan dari pertemuan angin di wilayah perbatasan. Hal ini juga membuat lebih banyak kabut asap dari Sumatera masuk ke Singapura.

NEA mengungkapkan, ada banyak 450 titik api terdeteksi pada sebagian besar wilayah Sumatera, mulai dari jambi, Riau, hingga Palembang. Angka ini juga menunjukkan peningkatan tajam dari pantauan Jumat lalu, dengan 156 titik api.

"Kabut asap sedang hingga pekat dari titik-titik panas daerah Riau dan Jambi sudah dibawa oleh angin, hingga memengaruhi (kualitas udara) di Singapura dan juga bagian Selatan Semenanjung Malaysia," jelas NEA.

Selain Singapura, kualitas udara di Malaysia sangat menurun. Kabut asap tebal pun sudah menyelimuti Kuala Lumpur, Malaysia. Dikabarkan, kondisi terburuk ini berada di wilayah Selangor.

Sementara ini, pemerintah Indonesia sudah mengerahkan pasukan militer dan juga kepolisian untuk menangani kebakaran hutan pada wilayah Sumatra dan Kalimantan.

Setidaknya ada tiga pesawat milik TNI Angkatan Udara yang ditugaskan untuk membuat operasi penyemaian awan di sekitar Riau. Operasi ini juga ditujukan untuk bisa menciptakan hujan buatan.