Masalah mental yang juga dialami seseorang terutama depresi harus segera ditangani. Jika masalah ini dikesampingkan, maka risiko bunuh diri dari seseorang akan meningkat.

"Apabila seseorang mengalami depresi dan tak ditangani, risiko bunuh diri dapat meningkat," ungkap Sekretaris PP Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Dr Agung Frijanto.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr.Anung Sugihantono juga telah mengatakan, pada kurun waktu 10 tahun terakhir, perilaku bunuh diri telah mencapai angka kritis.

Secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan jika lebih dari 800.000 orang meninggal setiap tahunnya dan juga sekitar 1 orang setiap 40 detik.

"Saya juga ingin menghimbau masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan jika memang terdapat anggota keluarga dan orang terdekat yang juga menunjukkan gejala depresi," kata Agung.


Ada tiga aspek yang bisa dikategorikan sebagai gejala depresi yaitu afek, kognitif, dan fisik. Pertanda yang ditunjukan juga sangat berbeda pada setiap aspeknya.

"Gejela depresi bisa ditunjukan lewat afek atau juga suasana hati. Biasanya ditandai dari sedih, hilangnya minat, tidak bersemangat, apatis, ataupun mengisolasi diri," ungkap Agung.

Di aspek kognitif bisa ditandai dengan rendah diri, konsentrasi dan juga daya ingat yang menurun, ragu-ragu, perasaan bersalah terus menerus, dan juga memiliki ide ingin bunuh diri.

Sedangkan dari aspek fisik bisa ditunjukan dengan adanya nafsu makan, gangguan tidur, merasa begitu cepat lelah, dan juga kemampuan psikomotorik yang menurun.


Cara Menangani Depresi

"Setiap orang juga sangat perlu supaya meningkatkan kepedulian antar dengan sesama. Peran keluarga memang sangat penting dalam hal untuk mencegah depresi menjadi lebih parah," kata Agung.

Upaya pencegahan ini juga bisa dilakukan dari lingkungan di luar keluarga seperti institusi pendidikan.

"Di masa remaja atau juga sekolah, kita juga dapar melakukan deteksi dini. Misalnya dengan membagikan daftar pertanyaan untuk mengetahui apakah remaja aitu juga mengalami depresi atau tidak," kata Agung.

Menanggapi kondisi ini, pemerintah pun turut andil dalam menanganinya dengan memberikan layanan primer di beberapa tempat.

"Dalam sistem rujukan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kita bisa menempatkan pelayanan jiwa di rumah sakit dan juga rumah sakit jiwa," ucap Agung.