Amerika Serikat, kemarin memberlakukan sanksi kepada Turki, karna negara ini melancarkan operasi militer ke milisi Kurdi di Suriah bagian utara dan juga timur laut.

Sanksi itu berlaku untuk individu, entitas atau rekanan pemerintah Turki yang telah terlibat dalam "tindakan yang membahayakan warga sipil atau juga mengarah pada kemunduran lebih lanjut perdamaian, keamanan dan juga stabilitas di Suriah timur laut," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada sebuah pernyataan, dikutip dari Aljazeera, Selasa (15/10).

Pada pengumuman sanksi, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia menghentikan negosiasi pada kesepakatan perdagangan USD 100 miliar dengan Turki dan telah menaikkan tarif baja hingga 50 persen. Presiden juga telah menjatuhkan sanksi pada tiga pejabat senior Turki dan kementerian pertahanan dan energi Turki.

Pada sebuah pernyataan, Trump mengatakan ia "sepenuhnya siap untuk dengan cepat menghancurkan perekonomian Turki jika para pemimpin Turki terus menempuh jalan yang berbahaya."
Trump juga mengatakan operasi militer Turki "membahayakan warga sipil dan sudah mengancam perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan ini".

Menurut Departemen Keuangan AS, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu, dan Menteri Energi Fatih Donmez ditempatkan di daftar hitam sanksi departemen, membekukan aset mereka di Amerika Serikat dan melarang transaksi terkait dengan mereka.

"Saya memang sangat jelas dengan (Presiden Turki Recep Tayyip) Erdogan: Tindakan Turki memicu krisis kemanusiaan dan juga menetapkan kondisi untuk kemungkinan kejahatan perang," kata Trump pada pernyataannya.

"Turki juga harus memastikan keselamatan warga sipil, termasuk minoritas agama dan etnis, dan sekarang, atau juga mungkin di masa depan, bertanggung jawab dengan penahanan berkelanjutan teroris ISIS di wilayah itu."

Pada saat yang sama, pemerintahan Presiden Trump juga telah menyerukan gencatan senjata antara Turki dan Kurdi Suriah yang berkonflik di wilayah itu, demikian ini dikutip dari Aljazeera, Selasa (15/10).

Trump juga telah mengatakan akan mengirim Wakil Presiden Mike Pence dan juga penasehat Kepresidenan Bidang Keamanan Nasional Robert O'Brien ke Ankara segera mungkin untuk memulai perundingan.

Sementara ini, Mike Pence mengatakan jika Presiden Trump sudah berbicara langsung dengan presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang juga berjanji tak akan menyerang kota perbatasan Kobane.

"Presiden Trump telah menyampaikan kepadanya dengan sangat jelas jika Amerika Serikat ingin Turki menghentikan invasi, menerapkan gencatan senjata segera dan juga mulai bernegosiasi dengan pasukan Kurdi di Suriah supaya mengakhiri kekerasan," ungkap Wapres Pence.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin telah menuturkan sanksi ini juga akan melukai ekonomi Turki yang telah lemah dan Wapres Mike Pence memperingatkan, AS memang akan terus meningkatkan sanksi kecuali Turki "sangat bersedia untuk merangkul gencatan senjata, datang ke meja perundingan dan juga ingin mengakhiri kekerasan."