Sehari setelah pasukan khusus dari Amerika Serikat sudah menggerebek dan juga membunuh pemimpin kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi, serangan terpisah juga telah menewaskan seorang pria yang juga disebut-sebut menjadi calon pengganti Baghdadi.

Abu Hassan al-Muhajir, nama pria itu, diselundupkan dari utara Suriah di belakang sebuah truk tangki minyak. Menurut seorang sejumlah saksi, serangan udara dari pasukan Amerika menghantam truk itu. Demikian menurut Hussein Nassir, aktivis Suriah yang kini mengaku berbicara dengan sejumlah orang di lokasi.

Dilansir dari laman the New York Times, Senin (28/10), Mazlum Abdi, pemimpin dari pasukan milisi Kurdi yang juga menjadi sekutu AS dalam melawan ISIS, menulis di Twitternya, Muhajir telah tewas kemarin pada operasi militer yang dilakukan pasukannya dan Amerika Serikat.

Pejabat AS hingga kini juga belum bisa dimintai keterangan terkait informasi kematian dari Muhajir ini.

Pada bulan Maret lalu Muhajir diketahui menyerukan serangan balasan atas tewasnya sebanyak 50 warga muslim di masjid Selandia Baru.

Informasi soal Muhajir ini juga masih sedikit sekali, termasuk nama asli dan juga kewarganegaraannya jika ia benar tewas pada serangan udara pasukan AS kemarin. Tapi sejumlah ahli terorisme menyebut ia kemungkinan menjadi calon pengganti Baghdadi.


Pada beberapa pekan terakhir, pejabat AS mengatakan pencarian Baghdadi juga menjadi semakin fokus setelah ada informasi intelijen yang memberitahu lokasi Baghdadi bersembunyi.

"Kami sudah mengepungnya," ungkap Trump.

Sabtu malam lalu, sekitar tengah malam waktu setempat, pasukan khusus AS menggelar penggerebekan pada sebuah daerah terpencil di Kota Barisha, Provinsi Idlib, Suriah. Daerah itu ialah satu-satunya lokasi yang belum dikuasai baik oleh pasukan Suriah dan juga sekutunya ataupun oleh tentara SDF, sekutu Amerika.

Pada operasi militer itu pasukan AS juga membuat Baghdadi terpojok dan ia meledakkan rompi bom bunuh diri sampai tewas bersama tiga anaknya.

Baghdadi juga meledakkan rompi bom bunuh diri pada sebuah ujung terowongan buntu "sambil merintih, menangis dan juga berteriak," ungkap Trump. Namun Trump menolak mengatakan dari mana ia tahu Baghdadi merintih.

Meski gua terowongan itu diperuntukkan Baghdadi dan juga tiga anaknya, namun pasukan AS bisa mendapatkan sampel DNA sang pemimpin ISIS yang juga diperiksa di lokasi oleh ahli yang ikut pada misi. Trump menuturkan, sebagian dari serpihan tubuh Baghdadi dibawa oleh pasukan AS.

Hasil analisis dari sisa serpihan tubuh pada terowongan dan juga kesimpulan awal menyatakan orang yang tewas itu memang benar di Baghdadi. Hasil analisis menyeluruh yang rampung pada waktu semalam menguatkan kesimpulan awal.

Trump juga mengatakan pasukan khusus AS berada di lokasi itu sekitar dua jam.