Raja Thailand Maha Vajiralongkorn telah mencopot semua gelar kehormatan selirnya, Sineenat Wongvajirapakdi, karna dianggap "berkelakuan buruk dan tak setia kepada raja".

Pengumuman resmi dari pihak Kerajaan Thailand juga mengatakan, Sineenat Wongvajirapakdi sudah "ambisius" dan berusaha "memposisikan dirinya juga setara dengan ratu," demikian seperti yang dikutip dari BBC, Selasa (22/10).

"Perilaku permaisuri dianggap tak sopan," lanjut pernyataan itu.

Sineenat Wongvajirapakdi (nama kehormatan) telah diangkat menjadi "selir dan permaisuri terhormat kerajaan" pada bulan Juli 2019, hanya dua bulan setelah Raja Thailand Vajiralongkorn menikahi Ratu Suthida, istri sah keempatnya.

Perempuan bernama asli Niramon Ounprom itu adalah seorang mayor jenderal dan merupakan pilot terlatih, perawat, dan pengawal. Ia merupakan orang pertama yang dianugerahi gelar Royal Noble Consort atau "selir terhormat kerajaan" dalam hampir satu abad.

Pengumuman jika Sineenat telah dilucuti dari gelarnya diterbitkan di Royal Gazette kemarin. Hal ini juga akan menjadi kejatuhan tiba-tiba Sineenat dari posisi "terhormat" menjadi permaisuri kerajaan, yang selama beberapa tahun sering terlihat di sisi Raja Thailand Maha Vajiralongkorn.

Bahkan setelah pernikahan raja dengan Ratu Suthida, Sineenat ialah tamu tetap di acara-acara Kerajaan Thailand

Dianggap Tak Bersyukur atas Gelar Kerajaan
Pernyataan yang diterbitkan dari pihak Kerajaan Thailand pada hari Senin, 21 Oktober mengatakan, Sineenat telah "menunjukkan perlawanan dan tekanan dengan segala cara untuk menghentikan penunjukan Ratu" menjelang penobatan di bulan Mei 2019.

"Raja juga memberinya posisi permaisuri, dengan harapan untuk meringankan tekanan dan masalah yang bisa memengaruhi monarki," ungkap pernyataan itu.

Dia juga menuduh permaisuri "perlawanan terhadap raja dan juga ratu" dan menyalahgunakan kekuasaannya untuk memberi perintah atas nama raja.

Raja, kata pernyataan itu, memahami jika Sineenat "tidak bersyukur atas gelar yang diberikan kepadanya, dan ia juga tak berperilaku sesuai dengan statusnya".

"Beliau (Raja Vajiralongkorn) telah memerintahkannya (Sineenat) melepaskan semua gelar kerajaan, dekorasi, status dalam penjaga kerajaan dan juga pangkat militernya.


Raja Vajiralongkorn naik tahta setelah kematian ayahnya pada tahun 2016.

Raja Vajiralongkorn memiliki empat istri: Putri Soamsawali dari tahun 1977 hingga 1993; Yuvadhida Polpraserth dari 1994 hingga 1996; Srirasmi Suwadee antara tahun 2001 dan 2014; dan Ratu Suthida yang baru dinikahinya tahun ini.

Penyebab dari sebenarnya pengangkatan Sineenat menjadi permaisuri mungkin tak akan pernah dipublikasikan, mengingat kerahasiaan yang menyelubungi urusan istana di Thailand. Hukum lese-majeste negara sangat melarang penghinaan terhadap monarki dan juga termasuk memiliki implikasi hukum paling keras di dunia.

Pencopotan gelar kehormatan Sineenat menggemakan kasus dua mantan istri Raja. Pada tahun 1996, dia mencela istri keduanya, yang melarikan diri ke Amerika Serikat, dan juga menolak untuk mengakui empat putra yang dia miliki.

Pada 2014, istri ketiganya, Srirasmi Suwadee, sama-sama dicopot dari semua gelarnya dan dibuang dari kasta monarki. Putranya yang berusia 14 tahun saat ini dibesarkan oleh Raja Vajiralongkorn di Jerman dan Swiss.

Raja juga kini memakai kekuatan kerajaan dengan cara yang sangat berbeda dari para pendahulunya. Awal bulan ini, dua unit pasukan tentara paling penting di ibu kota Bangkok ditempatkan langsung di bawah komandonya--konsentrasi kekuatan militer di tangan kerajaan dan belum pernah terjadi sebelumnya di era Thailand modern.