Seorang warga negara Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia, telah meninggal pada saat sedang mengantre mengurus paspor di KBRI Kuala Lumpur, Malaysia kemarin.

Kabar duka disampaikan KBRI pada laman resmi Facebook mereka.

"Waktu yang menunjukkan pukul 18.45. Beberapa WNI juga telah bersiap untuk mengantre pengambilan nomor antrean paspor. Sdr. Tamam bin Arsyad, pemegang IC Merah yang juga berada di baris paling depan nampak duduk di lantai menunggu pintu dibuka," KBRI membuka penjelasan kronologi kejadian tersebut, dikutip dari Facebook, Jumat (1/11).

"Tiba-tiba saja, yang bersangkutan lunglai dan juga langsung tergeletak di lantai. Pemohon yang kebetulan berada di belakangnya pun juga langsung menolong beliau. Setelah ditidurkan di lantai, tak lama beliau menghembuskan napas terakhir."

KBRI Kuala Lumpur langsung menghubungi Polis Diraja Malaysia dan ambulans. Petugas medis yang datang juga telah melakukan pemeriksaan dan memastikan dia sudah meninggal.

Melalui HP beliau, KBRI juga telah berhasil menghubungi keluarga dan juga menyampaikan kabar duka ini. Setelah itu jenazah juga dibawa ke Rumah Sakit untuk penanganan selanjutnya, kata kedutaan.

"Innalillahi wa innailaihi rojiun. Keluarga Besar KBRI Kuala Lumpur juga menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya almarhum, diiringi doa semoga khusnul khotimah, dan Keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan juga kesabaran. Amin amin YRA," kata KBRI Kuala Lumpur.

Hampir 700 Warganet Berkomentar

Hingga berita ini turun, Liputan6.com sedang menjangkau pihak KBRI Kuala Lumpur untuk meminta keterangan yang lebih lanjut.

Kabar duka dari laman resmi KBRI Kuala Lumpur menuai hampir 700 komentar warganet, dengan sebagian besar mengeluhkan sistem pengurusan paspor dan juga keimigrasian yang memang memakan waktu yang sangat lama.

Seorang warganet, dengan akun yang bernama Khaliq Fauzan Fauzan mengatakan pada kolom komentar, "Nasi sudah jadi bubur...bosan dengan layanan KBRI. Selalu saya dengar yang ingin buat SPLP dipersulit. Semoga keluarga arwah diberi ketabahan..."

Tyas Risma Wati berkomentar, "mohon dengan sangat perbaiki sistem supaya rakyat yang ada di sini mudah untuk mengurus paspor. Iya jika orang sehat, kalau orang sakit bisa fatal nanti jadinya. Mohon sangat-sangat kepada pemerintah mendengar keluhan kami WNI ini yang ada di Kuala Lumpur."

Akun lain dengan nama Fahruddin Baweani juga mengatakan, "Semoga kabinet Indonesia Maju dapat merespon atas meninggal pak Tamam di KBRI. Semoga tak ada lagi korban nyawa. KBRI yang harus memangkas birokrasi sesuai dengan nawa cita Jokowi/visi dan misi Indonesia maju," ungkapnya.